
Berada dalam sebuah hubungan yang mengandung unsur kekerasan dapat terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Siapapun dapat mengalaminya tanpa memandang usia, kekayaan, pendidikan, suku, maupun agama.
Banyak dari mereka yang mengalami KDRT yang menceritakan bahwa sebenarnya perliaku kekerasan pasangannya sudah terlihat dari mereka berpacaran. Mulai dari rasa cemburu yang berlebihan, suka mengontrol dengan siapa atau kemana kita pergi, sampai dengan melarang bergaul, bahkan ada pula yang sudah melakukan pemukulan sejak masa pacaran. Sebenarnya perilaku tersebut adalah tanda-tanda bahwa pasangan bisa menjadi pelaku kekerasan dalam rumah tangga.
Seringkali kita tidak menyadarinya dan malah justru mengangapnya sebagai ungkapan besarnya perhatian dan cinta. Apalagi jika pasangan mengatakan bahwa itu demi kebaikan kita.
Cobalah tanyakan ke diri sendiri, apakah pasangan :
- Selalu pencemburu?
- Selalu ingin tahu secara detail kegiatan harian kita?
- Melarang berhubungan dengan orang lain, termasuk keluarga dan teman-teman?
- Cenderung kejam terhadap hewan atau orang yang dianggapnya tidak sederajat?
- Cenderung merendahkan atau suka menghina perempuan?
- Emosinya naik turun? Mudah marah dan kasar?
- Melakukan kekerasan terhadap pasangan sebelumnya?
- Menganggap bahwa kita miliknya yang tidak boleh dimiliki orang lain?
- Membuat kita takut padanya ketika dia marah?
- Cenderung menyalahkan orang lain dalam atas tindakannya atau ketika menghadapi persoalan?
- Mengalami ketergantungan obat-obatan terlarang atau minuman keras?
- Bisa tampil menjadi dua orang yang sangat berbeda? Sesaat yang lalu dia akan memukul dan memaki, tetapi sesaat kemudian dia akan meminta maaf, menangis, dan memohon-mohon kita untuk kembali padanya ?
- Sering mengatakan bahwa dia melakukan itu semua demi kebaikan kita?
- Apakah orang-orang yang peduli pernah menyatakan kekhawatiran akan kebahagiaan perkawinan atau keselamatan kita?
Jika anda menjawab YA pada satu atau lebih pernyataan tersebut diatas, kemungkinan anda berada dalam hubungan berkekerasan. Anda tidak sendirian, segera cari bantuan ke orang-orang atau lembaga yang anda anggap bisa dipercaya.
(Penulis : Nina Kreasih, S.Psi – Analis Perlindungan Perempuan DPPPAS Kab. Belitung)