Apakah anda pernah merasa khawatir bila belum bisa menjadi Bunda yang terbaik. Apakah anda selalu merasa bingung mendengar teori parenting ini dan itu. Apakah anda selalu merasa bersalah setelah memarahi anak dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi namun ternyata anda kembali mengulangi teriakan pada si kecil.
Tak perlu khawatir berlebihan bila saat ini belum bisa menjadi Orangtua yang terbaik. Sebagai orang tua yang ingin selalu memberikan hal terbaik bagi Si Kecil, terkadang mencari formula teori pola asuh yang tepat bisa jadi membuat stres. Teori A mengemukakan hal ini, sedangkan teori B mengemukakan hal itu.
Begitu sulitnya merealisasikan mimpi menjadi yang terbaik bagi Si Kecil, sebagian besar Ibu mungkin merasakan kecemasan, depresi, dan emosi yang luar biasa ketika pola asuh Bunda tidak sesuai dengan pemikiran orang lain. Padahal, justru pemikiran perfeksionis dan harapan yang belum diraih tersebut adalah yang menghambat Bunda menjadi yang terbaik.
Menjadi yang terbaik bukan berarti harus sempurna. Keraguan menjalani peran sebagai Ibu tentu saja akan ada. Hal yang terpenting adalah mencari tahu pola asuh seperti apa yang cocok diterapkan oleh Ibu kepada Si Kecil.
Nah, disadur dari Dancow Parenting Center, berikut ini adalah beberapa tips untuk membantu Bunda menjadi orang tua yang lebih baik bagi Si Kecil:
- Cari Informasi dari Sumber Tepercaya
Sebaiknya Ibu tidak belajar dari sedikit sumber saja, tetapi dengan semua informasi yang masuk, Bunda dapat menyaring mana yang baik untuk diterapkan, dan mana yang tidak perlu. Terkadang saat membaca artikel atau jurnal tertentu Ibu bisa saja merasa bersalah, karena pola asuh yang diterapkan tidak sesuai dengan yang terdapat pada artikel tersebut.
Oleh sebab itu, akan lebih baik jika Ibu memilih yang cocok dan melupakan yang memang belum sesuai untuk diterapkan. Hal ini tak bisa dipungkiri, sebab setiap keluarga memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
- Kenali Kepribadian Si Kecil
Setiap anak tentu lahir dengan kepribadian yang berbeda. Sebelum menerapkan pola pengasuhan yang disarankan para ahli, ada baiknya Ibu kenali dahulu karakteristik Si Kecil dan pahami apa yang benar-benar dibutuhkannya. Bisa jadi pola asuh yang direkomendasikan itu tidak sesuai dengan kondisi anak. Jadi, dengan cara ini Ibu dapat memastikan bahwa Si Kecil mendapatkan pengasuhan yang tepat.
- Anggap Kritik Sebagai Masukan
Poin satu ini memang sulit. Komentar-komentar sinis dari orang lain seputar teori pola asuh yang Bunda terapkan bisa menjadi pemicu stres dan depresi jika terus diambil pusing. Bisa saja ada orang yang mengomentari Si Kecil yang terlalu kurus sambil berkata, “Bun, kok anaknya kurus banget?” atau mungkin berkata, “asi nya kurang bagus tuh, anaknya kurus begitu.” Soal hal tersebut, tak usah ambil pusing. Ambil kritik yang baik sebagai masukan, dan lupakan saja kritik pedas yang kurang sesuai dengan kondisi Bunda.
- Senyaman Mungkin dengan Keputusan yang Dibuat
Melakukan apa yang Ibu percaya adalah yang terbaik, tidak peduli apakah sesuai dengan pendapat orang lain atau tidak. Ketika Ibu merasa nyaman dengan keputusan yang dibuat, percayalah semua akan baik-baik saja. Terkadang menjadi keras kepala bisa menjadi peredam stress ibu atas keputusan yang dibuat. Sebagai contoh, bila si Ibu sudah memutuskan untuk memberikan ASI kepada bayi maka ia akan santai saja menanggapi komentar orang lain yang tidak mendukung keputusan si Ibu ini.
- Berhenti Mengejar Kesempurnaan
Sebaiknya tidak membandingkan diri dengan orang tua lain. Inilah yang disebut pertempuran dalam modern parenting. Melihat akun media sosial dari Ibu lainnya mungkin bisa membuat Ibu berpikir untuk mengejar kesempurnaan. Persaingan antar Ibu memang cenderung tidak menyehatkan mental. Kita lihat saja postingan di media sosial yang menyindir ibu bekerja vs tidak bekerja, ibu pro asi vs sufor, dan sebagainya. Masing-masing dengan dalil dan argumennya bahwa merekalah yang benar. Baik memang berpihak kepada salah satu dengan tidak menyudutkan pihak lain yang kontra. Karena ibu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya dengan cara yang dia pahami bahwa itu adalah yang terbaik yang bisa dia lakukan saat ini.
Bila memang ia adalah ibu bekerja, pertimbangan yang diambil adalah untuk kebutuhan pribadi dan keluarganya, jangan pula di cap sebagai ibu yang nggak becus dan tidak mau mengurus rumah tangga. Karena toh, sampai ke rumah pun pekerjaan juga tak habisnya dikerjakan olehnya.
Daripada berusaha untuk sempurna, lebih baik Ibu fokus pada apa yang penting, karena yang dibutuhkan Si Kecil adalah Ibu selalu ada di sisinya saat dibutuhkan. Selain itu, menjadi Ibu yang bahagia adalah kebutuhan psikis utama bagi para ibu.
Menjadi supermom memang sangatlah menginspirasi. Namun, berupaya terlalu keras untuk menjadi pribadi yang sempurna bisa membuat Ibu depresi dan berisiko mengganggu pertumbuhan Si Kecil. Jadi, terapkan teori pola asuh orang tua hanya yang sesuai dengan kondisi Ibu dan Si Kecil, ya. Dan juga jangan lupa untuk bahagia, menikmati masa kecil anak setiap detiknya, dan bersyukur diberikan waktu untuk menjadi ibu-ibu tangguh yang bukan supermom tapi good mom.
- Nina Kreasih, S.Psi
Analis Perlindungan Perempuan DPPPAS Kab. Belitung.